Rabu, 25 Mei 2016

DUKUNGAN SOSIAL


Pengertian Dukungan Sosial
Dukungan sosial merupakan salah satu istilah yang digunakan untuk menerangkan bagaimana hubungan sosial menyumbang manfaat bagi kesehatan mental atau kesehatan fisik individu. Dukungan sosial sangat diperlukan oleh siapa saja dalam berhubungan dengan orang lain demi melangsungkan hidupnya di tengah-tengah masyarakat.
Saronson (Anonim, 2009:1) menerangkan bahwa dukungan sosial dapat dianggap sebagai sesuatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya. Dari keadaan tersebut individu akan mengetahui bahwa orang lain memperhatikan, menghargai, dan mencintainya. Sedangkan Katc dan Kahn (Anonim, 2009:1) berpendapat bahwa dukungan sosial adalah perasaan positif, menyukai, kepercayaan, dan perhatian dari orang lain yaitu orang yang berarti dalam kehidupan individu yang bersangkutan, pengakuan, kepercayaan seseorang dan bantuan langsung dalam bentuk tertentu.
Dalam pengertian lain disebutkan pula bahwa dukungan sosial adalah kehadiran orang lain yang dapat membuat individu percaya bahwa dirinya dicintai, diperhatikan dan merupakan bagian dari kelompok sosial, yaitu keluarga, rekan kerja dan teman dekat (Ristianti, 2008:12).
Tegasnya lagi, Johnson and Johnson (Anonim, 2009:1) menekankan bahwa dukungan sosial adalah pemberian bantuan seperti materi, emosi, dan informasi yang berpengaruh terhadap kesejahteraan manusia. Dukungan sosial juga dimaksudkan sebagai keberadaan dan kesediaan orang-orang yang berarti, yang dapat dipercaya untuk membantu, mendorong, menerima, dan menjaga individu.
Selanjutnya, Sarafino dalam Febriasari (2007:43) memberikan batasan pula bahwa dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, penghargaan atau bantuan yang diperoleh individu dari orang lain, dimana orang lain disini dapat diartikan sebagai individu perorangan atau kelompok. Hal tersebut menunjukkan bahwa segala sesuatu yang ada di lingkungan menjadi dukungan sosial atau tidak, tergantung pada sejauh mana individu merasakan hal tersebut sebagai dukungan sosial.
Berdasarkan definisi dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial merupakan kesedian orang-orang yang memiliki arti seperti seperti keluarga, sahabat, teman, saudara, rekan kerja ataupun atasan atau orang yang dicintai oleh individu yang bersangkutan dalam memberikan bantuan seperti materi, emosi, dan informasi yang berpengaruh terhadap kesejahteraannya, sehingga individu tersebut merasa nyaman, diperhatikan, dicintai dan dihargai.

Aspek-Aspek Dukungan Sosial
Sarason dalam Lestari (2007:44) menyebutkan ada dua aspek yang terlibat dalam pengukuran dukungan sosial ini, yaitu:
a.   Persepsi bahwa ada sejumlah orang yang cukup yang dapat diandalkan individu saat membutuhkan. Aspek ini terkait dengan kuantitas dukungan yang diterima individu.
b.   Derajat kepuasan terhadap dukungan yang didapatkan. Derajat kepuasan berhubungan dengan kualitas dukungan yang dirasakan oleh individu.
Lebih jauh lagi Suhita (Anonim, 2009:2) berpendapat bahwa ada empat aspek dukungan sosial yaitu:
a.       Emosional
Aspek ini melibatkan kekuatan jasmani dan keinginan untuk percaya pada orang lain sehingga individu yang bersangkutan menjadi yakin bahwa orang lain tersebut mampu memberikan cinta dan kasih sayang kepadanya.
b.      Instrumental
Aspek ini meliputi penyediaan sarana untuk mempermudah atau menolong orang lain sebagai contohnya adalah peralatan, perlengkapan, dan sarana pendukung lain dan termasuk didalamnya memberikan peluang waktu.
c.       Informatif
Aspek ini berupa pemberian informasi untuk mengatasi masalah pribadi. Aspek informatif ini terdiri dari pemberian nasehat, pengarahan, dan keterangan lain yang dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan.
d.      Penilaian
Aspek ini terdiri atas dukungan peran sosial yang meliputi umpan balik, perbandingan sosial, dan afirmasi (persetujuan).
Sedangkan, menurut Suhita (Anonim, 2009:3) terdapat lima macam dukungan sosial yaitu:
a.     Bantuan Materi: dapat berupa pinjaman uang.
b.   Bantuan Fisik: interaksi yang mendalam, mencakup pemberian kasih sayang dan kesediaan untuk mendengarkan permasalahan.
c.    Bimbingan: termasuk pengajarandan pemberian nasehat.
d.  Umpan Balik: pertolongan seseorang yang paham dengan masalahnya sekaligus memberikan pilihan respon yang tepat untuk menyelesaikan masalah.
e.     Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar untuk menghibur seseorang.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dukungan sosial adalah aspek emosional, aspek instrumental, aspek informatif, dan aspek penilaian. Dukungan sosial dapat diwujudkan dengan bantuan materi, bantuan fisik, bimbingan, umpan balik, dan partisipasi sosial.


Bentuk-Bentuk Dukungan Sosial
Sarafino dalam Lestari (2007:42) menyampaikan lima bentuk dukungan sosial, yaitu:
a.    Dukungan emosional: mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan. Dukungan emosional merupakan ekspresi dari afeksi, kepercayaan, perhatian, dan perasaan didengarkan. Kesediaan untuk mendengarkan keluhan seseorang akan memberikan dampak positif sebagai sarana pelepasan emosi, mengurangi kecemasan, membuat individu merasa nyaman, tenteram, diperhatikan, serta dicintai saat menghadapi berbagai tekanan dalam hidup mereka.
b.   Dukungan penghargaan: terjadi lewat ungkapan penghargaan yang positif untuk individu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif individu dengan individu lain, seperti misalnya perbandingan dengan orang-orang yang kurang mampu atau lebih buruk keadaannya. Hal seperti ini dapat menambah penghargaan diri. Melalui interaksi dengan orang lain, individu akan dapat mengevaluasi dan mempertegas keyakinannya dengan membandingkan pendapat, sikap, keyakinan, dan perilaku orang lain. Jenis dukungan ini membantu individu merasa dirinya berharga, mampu, dan dihargai.
c.    Dukungan instrumental: mencakup bantuan langsung, dapat berupa jasa, waktu, atau uang. Misalnya pinjaman uang bagi individu atau pemberian pekerjaan saat individu mengalami stres. Dukungan ini membantu individu dalam melaksanakan aktivitasnya.
d.    Dukungan informatif: mencakup pemberian nasehat, petunjuk-petunjuk, saran-saran, informasi atau umpan balik. Dukungan ini membantu individu mengatasi masalah dengan cara memperluas wawasan dan pemahaman individu terhadap masalah yang dihadapi. Informasi tersebut diperlukan untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah secara praktis. Dukungan informatif ini juga membantu individu mengambil keputusan karena mencakup mekanisme penyediaan informasi, pemberian nasihat, dan petunjuk.
e.    Dukungan jaringan sosial: mencakup perasaan keanggotaan dalam kelompok. Dukungan jaringan sosial merupakan perasaan keanggotaan dalam suatu kelompok, saling berbagi kesenangan dan aktivitas sosial.
Berdasarkan bentuk-bentuk dukungan sosial di atas, maka yang akan digunakan dalam pengukuran dukungan sosial adalah bentuk dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informatif, dan  dukungan jaringan sosial.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial
Menurut Suhita (Anonim, 2009:2) ada tiga faktor yang mempengaruhi penerimaan dukungan sosial pada individu yaitu:
a.       Keintiman
Dukungan sosial lebih banyak diperoleh dari keintiman daripada aspek-aspek lain dalam interaksi sosial, semakin intim seseorang maka dukungan yang diperoleh akan semakin besar.
b.      Harga Diri
Individu dengan harga diri memandang bantuan dari orang lain merupakan suatu bentuk penurunan harga diri karena dengan menerima bantuan orang lain diartikan bahwa individu yang bersangkutan tidak mampu lagi dalam berusaha.
c.       Keterampilan Sosial
Individu dengan pergaulan yang luas akan memiliki keterampilan sosial yang tinggi, sehingga akan memiliki jaringan sosial yang luas pula. Sedangkan, individu yang memiliki jaringan individu yang kurang luas memiliki keterampilan sosial rendah.
Hobfoll dalam Ristianti (2008:14) mengemukakan bahwa sedikitnya ada tiga faktor penting yang mendorong seseorang untuk memberikan dukungan yang positif, diantaranya:
a.   Empati, yaitu turut merasakan kesusahan orang lain dengan tujuan mengantisipasi emosi dan memotivasi tingkah laku untuk mengurangi kesusahan dan meningkatkan kesejahteraan orang lain.
b.     Norma dan nilai sosial, yang berguna untuk membimbing individu untuk menjalankan kewajiban dalam kehidupan.
c.     Pertukaran sosial, yaitu hubungan timbal balik perilaku sosial antara cinta, pelayanan, informasi. Keseimbangan dalam pertukaran akan menghasilkan hubungan interpersonal yangmemuaskan. Pengalaman akan pertukaran secara timbal balik inimembuat individu lebih percaya bahwa orang lain akan menyediakan bantuan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi dukungan sosial adalah keintiman, harga diri, keterampilan sosial, empati, norma dan nilai sosial.


Sumber-Sumber Dukungan Sosial
Sumber-sumber dukungan sosial banyak diperoleh individu dari lingkungan sekitarnya. Namun perlu diketahui seberapa banyak sumber dukungan sosial ini efektif bagi individu yang memerlukan. Sumber dukungan sosial merupakan aspek paling penting untuk diketahui dan dipahami. Dengan pengetahuan dan pemahaman tersebut, seseorang akan tahu pada siapa ia akan mendapatkan dukungan sosial yang sesuai dengan situasi dan keinginannya yang spesifik, sehingga dukungan sosial memiliki makna yang berarti bagi kedua belah pihak.
Sumber-sumber dukungan sosial menurut Suhita (Anonim, 2009:3) antara lain:
a)      Suami
Hubungan perkawinan merupakan hubungan akrab yang diikuti oleh minat yang sama, kepentingan yang sama, saling membagi perasaan, saling mendukung, dan menyelesaikan permaslahan bersama.
b)      Keluarga
Keluarga merupakan sumber dukungan sosial karena dalam hubungan keluarga tercipta hubungan yang saling mempercayai. Individu sebagai anggota keluarga akan menjadikan keluarga sebagai kumpulan harapan, tempat bercerita, tempat bertanya, dan tempat mengeluarkan keluhan-keluhan bilamana individu sedang mengalami permasalahan.
c)      Teman/sahabat
Persahabatan adalah hubungan yang saling mendukung, saling memelihara, pemberian dalam persahabatan dapat terwujud barang atau perhatian tanpa unsur eksploitasi.
Menurut Kuntjoro dalam Febriasari (2007:50) ada dua sumber dukungan sosial yaitu:
a.       Sumber natural
Dukungan sosial yang natural diterima seseorang melalui interaksi sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan orang-orang yang berada di sekitarnya, misalnya anggota keluarga (anak, istri, suami dan kerabat), teman dekat atau relasi. Dukungan sosial ini bersifat non formal.
b.      Sumber artificial
Dukungan sosial artificial adalah dukungan sosial yang dirancang ke dalam kebutuhan primer seseorang, misalnya dukungan sosial akibat bencana alam melalui berbagai sumbangan sosial.
Rodin dan Salovey dalam Smet dalam Febriasari (2007:51) menegaskan pula bahwa dukungan sosial terpenting berasal dari keluarga. Pendapat ini didukung oleh Gottlieb menyatakan bahwa dukungan sosial lebih sering didapat dari relasi yang terdekat yaitu keluarga atau sahabat. Kekuatan dukungan sosial yang berasal dari relasi yang terdekat merupakan salah satu proses psikologis yang dapat menjaga perilaku sehat dalam diri seseorang.
Berdasarkan uraian di atas, maka dukungan sosial yang diterima individu dapat diperoleh dari anggota keluarga, teman sebaya dan organisasi kemasyarakatan yang diikuti. Dalam penelitian ini, sumber-sumber dukungan sosial bagi remaja di panti asuhan dapat diperoleh dari pengasuh dan teman-teman di panti asuhan.

DAFTAR PUSTAKA
Febriasari, Ayu. 2007. Hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di Panti Asuhan Al Bisri semarang Tahun 2007. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Anonim. 2009. apa Itu Dukungan sosial, (online), (http://www.masbow.com/ 2009/08/apa-itu-dukungan-sosial.html, diakses 12 Februari 2010).

Ristianti, Amie. 2008. Hubungan antara dukungan sosial temnan sebaya dengan identitas diri pada remaja di SMA Pusaka 1 Jakarta. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Lestari, Kurnia. 2007. Hubungan antara bentuk-bentuk dukungan sosial dengan tingkat reliensi penyintas gempa di Desa Canan, Kecamatan, Wedi Kabupaten Klaten. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukkan komentar anda disini. Terima Kasih.