Dukungan sosial merupakan salah satu
istilah yang digunakan untuk menerangkan bagaimana hubungan sosial menyumbang
manfaat bagi kesehatan mental atau kesehatan fisik individu. Dukungan sosial sangat diperlukan oleh siapa saja dalam berhubungan
dengan orang lain demi melangsungkan hidupnya di tengah-tengah masyarakat.
Saronson (Anonim, 2009:1) menerangkan bahwa dukungan sosial dapat dianggap sebagai sesuatu keadaan yang
bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya.
Dari keadaan tersebut individu akan mengetahui bahwa orang lain memperhatikan,
menghargai, dan mencintainya. Sedangkan Katc dan Kahn (Anonim,
2009:1) berpendapat bahwa dukungan sosial adalah perasaan
positif, menyukai, kepercayaan, dan perhatian dari orang lain yaitu orang yang
berarti dalam kehidupan individu yang bersangkutan, pengakuan, kepercayaan
seseorang dan bantuan langsung dalam bentuk tertentu.
Dalam pengertian lain disebutkan pula bahwa dukungan sosial adalah kehadiran
orang lain yang dapat membuat individu percaya bahwa dirinya dicintai,
diperhatikan dan merupakan bagian dari kelompok sosial, yaitu keluarga, rekan
kerja dan teman dekat (Ristianti, 2008:12).
Tegasnya lagi, Johnson and Johnson (Anonim, 2009:1) menekankan bahwa dukungan
sosial adalah pemberian bantuan seperti materi, emosi, dan informasi yang
berpengaruh terhadap kesejahteraan manusia. Dukungan sosial juga dimaksudkan
sebagai keberadaan dan kesediaan orang-orang yang berarti, yang dapat dipercaya
untuk membantu, mendorong, menerima, dan menjaga individu.
Selanjutnya, Sarafino dalam Febriasari (2007:43)
memberikan batasan pula bahwa dukungan sosial adalah
kenyamanan, perhatian, penghargaan atau bantuan yang diperoleh individu dari
orang lain, dimana orang lain disini dapat diartikan sebagai individu
perorangan atau kelompok. Hal tersebut menunjukkan bahwa segala sesuatu yang
ada di lingkungan menjadi dukungan sosial atau tidak, tergantung pada sejauh
mana individu merasakan hal tersebut sebagai dukungan sosial.
Berdasarkan definisi dari para ahli diatas
dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial merupakan kesedian orang-orang yang
memiliki arti seperti seperti keluarga, sahabat, teman, saudara, rekan kerja ataupun
atasan atau orang yang dicintai oleh individu yang bersangkutan dalam
memberikan bantuan seperti materi, emosi, dan informasi yang berpengaruh
terhadap kesejahteraannya, sehingga individu tersebut merasa nyaman,
diperhatikan, dicintai dan dihargai.
Aspek-Aspek Dukungan Sosial
Sarason dalam Lestari (2007:44)
menyebutkan ada dua aspek yang terlibat dalam pengukuran dukungan sosial ini,
yaitu:
a.
Persepsi bahwa ada sejumlah orang yang cukup yang dapat
diandalkan individu saat membutuhkan. Aspek ini terkait dengan kuantitas
dukungan yang diterima individu.
b. Derajat kepuasan
terhadap dukungan yang didapatkan. Derajat kepuasan berhubungan dengan kualitas
dukungan yang dirasakan oleh individu.
Lebih jauh lagi Suhita (Anonim, 2009:2) berpendapat bahwa ada empat aspek
dukungan sosial yaitu:
a. Emosional
Aspek ini
melibatkan kekuatan jasmani dan keinginan untuk percaya pada orang lain
sehingga individu yang bersangkutan menjadi yakin bahwa orang lain tersebut
mampu memberikan cinta dan kasih sayang kepadanya.
b. Instrumental
Aspek ini
meliputi penyediaan sarana untuk mempermudah atau menolong orang lain sebagai
contohnya adalah peralatan, perlengkapan, dan sarana pendukung lain dan
termasuk didalamnya memberikan peluang waktu.
c. Informatif
Aspek ini berupa pemberian informasi untuk mengatasi masalah pribadi. Aspek
informatif ini terdiri dari pemberian nasehat, pengarahan, dan keterangan lain
yang dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan.
d. Penilaian
Aspek ini
terdiri atas dukungan peran sosial yang meliputi umpan balik, perbandingan
sosial, dan afirmasi (persetujuan).
Sedangkan,
menurut Suhita (Anonim, 2009:3) terdapat lima
macam dukungan sosial yaitu:
a. Bantuan Materi: dapat berupa pinjaman uang.
b. Bantuan Fisik: interaksi yang mendalam,
mencakup pemberian kasih sayang dan kesediaan untuk mendengarkan permasalahan.
c. Bimbingan: termasuk pengajarandan pemberian
nasehat.
d. Umpan Balik: pertolongan seseorang yang paham
dengan masalahnya sekaligus memberikan pilihan respon yang tepat untuk
menyelesaikan masalah.
e. Partisipasi Sosial: bersenda gurau dan berkelakar
untuk menghibur seseorang.
Berdasarkan uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dukungan sosial adalah aspek
emosional, aspek instrumental, aspek informatif, dan aspek penilaian. Dukungan
sosial dapat diwujudkan dengan bantuan materi, bantuan fisik, bimbingan, umpan
balik, dan partisipasi sosial.
Bentuk-Bentuk Dukungan Sosial
Sarafino dalam
Lestari (2007:42) menyampaikan lima bentuk dukungan sosial, yaitu:
a. Dukungan emosional: mencakup ungkapan
empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan. Dukungan
emosional merupakan ekspresi dari afeksi, kepercayaan, perhatian, dan perasaan
didengarkan. Kesediaan untuk mendengarkan keluhan seseorang akan memberikan
dampak positif sebagai sarana pelepasan emosi, mengurangi kecemasan, membuat individu
merasa nyaman, tenteram, diperhatikan, serta dicintai saat menghadapi berbagai
tekanan dalam hidup mereka.
b. Dukungan penghargaan: terjadi lewat
ungkapan penghargaan yang positif untuk individu, dorongan maju atau
persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif
individu dengan individu lain, seperti misalnya perbandingan dengan orang-orang
yang kurang mampu atau lebih buruk keadaannya. Hal seperti ini dapat menambah
penghargaan diri. Melalui interaksi dengan orang lain, individu akan dapat
mengevaluasi dan mempertegas keyakinannya dengan membandingkan pendapat, sikap,
keyakinan, dan perilaku orang lain. Jenis dukungan ini membantu individu merasa
dirinya berharga, mampu, dan dihargai.
c. Dukungan instrumental: mencakup bantuan
langsung, dapat berupa jasa, waktu, atau uang. Misalnya pinjaman uang bagi
individu atau pemberian pekerjaan saat individu mengalami stres. Dukungan ini membantu individu dalam
melaksanakan aktivitasnya.
d. Dukungan informatif: mencakup pemberian nasehat,
petunjuk-petunjuk, saran-saran, informasi atau umpan balik. Dukungan ini
membantu individu mengatasi masalah dengan cara memperluas wawasan dan
pemahaman individu terhadap masalah yang dihadapi. Informasi tersebut
diperlukan untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah secara praktis.
Dukungan informatif ini juga membantu individu mengambil keputusan karena
mencakup mekanisme penyediaan informasi, pemberian nasihat, dan petunjuk.
e. Dukungan jaringan sosial: mencakup perasaan
keanggotaan dalam kelompok. Dukungan jaringan sosial merupakan perasaan
keanggotaan dalam suatu kelompok, saling berbagi kesenangan dan aktivitas
sosial.
Berdasarkan bentuk-bentuk dukungan
sosial di atas, maka yang akan digunakan dalam pengukuran dukungan sosial
adalah bentuk dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental,
dukungan informatif, dan dukungan
jaringan sosial.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan
Sosial
Menurut Suhita (Anonim,
2009:2) ada tiga faktor
yang mempengaruhi penerimaan dukungan sosial pada individu yaitu:
a. Keintiman
Dukungan sosial
lebih banyak diperoleh dari keintiman daripada aspek-aspek lain dalam interaksi
sosial, semakin intim seseorang
maka dukungan yang diperoleh akan semakin besar.
b. Harga Diri
Individu dengan
harga diri memandang bantuan dari orang lain merupakan suatu bentuk penurunan
harga diri karena dengan menerima bantuan orang lain diartikan bahwa individu
yang bersangkutan tidak mampu lagi dalam berusaha.
c. Keterampilan Sosial
Individu dengan
pergaulan yang luas akan memiliki keterampilan sosial yang tinggi, sehingga
akan memiliki jaringan sosial yang luas pula. Sedangkan, individu
yang memiliki jaringan individu yang kurang luas memiliki keterampilan sosial
rendah.
Hobfoll dalam Ristianti (2008:14)
mengemukakan bahwa sedikitnya ada tiga faktor penting yang mendorong seseorang
untuk memberikan dukungan yang positif, diantaranya:
a. Empati, yaitu turut merasakan kesusahan
orang lain dengan tujuan mengantisipasi emosi dan memotivasi tingkah laku untuk
mengurangi kesusahan dan meningkatkan kesejahteraan orang lain.
b. Norma dan nilai sosial, yang berguna untuk
membimbing individu untuk menjalankan kewajiban dalam kehidupan.
c. Pertukaran sosial, yaitu
hubungan timbal balik perilaku sosial antara cinta, pelayanan, informasi.
Keseimbangan dalam pertukaran akan menghasilkan hubungan interpersonal
yangmemuaskan. Pengalaman akan pertukaran secara timbal balik inimembuat
individu lebih percaya bahwa orang lain akan menyediakan bantuan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi dukungan sosial adalah keintiman, harga diri, keterampilan sosial,
empati, norma dan nilai sosial.
Sumber-Sumber Dukungan Sosial
Sumber-sumber dukungan sosial banyak
diperoleh individu dari lingkungan sekitarnya. Namun perlu diketahui seberapa
banyak sumber dukungan sosial ini efektif bagi individu yang memerlukan. Sumber
dukungan sosial merupakan aspek paling penting untuk diketahui dan dipahami.
Dengan pengetahuan dan pemahaman tersebut, seseorang akan tahu pada siapa ia
akan mendapatkan dukungan sosial yang sesuai dengan situasi dan keinginannya
yang spesifik, sehingga dukungan sosial memiliki makna yang berarti bagi kedua belah pihak.
Sumber-sumber dukungan sosial menurut Suhita (Anonim, 2009:3) antara lain:
a) Suami
Hubungan
perkawinan merupakan hubungan akrab yang diikuti oleh minat yang sama,
kepentingan yang sama, saling membagi perasaan, saling mendukung, dan
menyelesaikan permaslahan bersama.
b) Keluarga
Keluarga
merupakan sumber dukungan sosial karena dalam hubungan keluarga tercipta
hubungan yang saling mempercayai. Individu sebagai anggota keluarga akan
menjadikan keluarga sebagai kumpulan harapan, tempat bercerita, tempat
bertanya, dan tempat mengeluarkan keluhan-keluhan bilamana individu sedang
mengalami permasalahan.
c) Teman/sahabat
Persahabatan adalah hubungan yang saling
mendukung, saling memelihara, pemberian dalam persahabatan dapat terwujud
barang atau perhatian tanpa unsur eksploitasi.
Menurut Kuntjoro dalam Febriasari (2007:50) ada dua sumber dukungan sosial yaitu:
a.
Sumber natural
Dukungan sosial yang natural diterima seseorang melalui interaksi
sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan orang-orang yang berada di
sekitarnya, misalnya anggota keluarga (anak, istri, suami dan kerabat), teman
dekat atau relasi. Dukungan sosial ini bersifat non formal.
b.
Sumber artificial
Dukungan sosial artificial adalah dukungan sosial yang dirancang ke
dalam kebutuhan primer seseorang, misalnya dukungan sosial akibat bencana alam
melalui berbagai sumbangan sosial.
Rodin dan Salovey dalam Smet dalam Febriasari (2007:51) menegaskan
pula bahwa dukungan sosial terpenting berasal dari keluarga. Pendapat ini didukung oleh Gottlieb menyatakan
bahwa dukungan sosial lebih sering didapat dari relasi yang terdekat yaitu
keluarga atau sahabat. Kekuatan dukungan sosial yang berasal dari relasi yang
terdekat merupakan salah satu proses psikologis yang dapat menjaga perilaku
sehat dalam diri seseorang.
Berdasarkan uraian di atas, maka dukungan sosial yang diterima
individu dapat diperoleh dari anggota keluarga, teman sebaya dan organisasi
kemasyarakatan yang diikuti. Dalam penelitian ini, sumber-sumber dukungan
sosial bagi remaja di panti asuhan dapat diperoleh dari pengasuh dan teman-teman
di panti asuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Febriasari, Ayu. 2007. Hubungan antara
dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di Panti Asuhan Al Bisri
semarang Tahun 2007. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang.
Anonim.
2009. apa Itu Dukungan sosial,
(online), (http://www.masbow.com/ 2009/08/apa-itu-dukungan-sosial.html, diakses 12 Februari 2010).
Ristianti, Amie. 2008. Hubungan antara dukungan
sosial temnan sebaya dengan identitas diri pada remaja di SMA Pusaka 1 Jakarta. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas
Gunadarma.
Lestari, Kurnia. 2007. Hubungan antara
bentuk-bentuk dukungan sosial dengan tingkat reliensi penyintas gempa di Desa
Canan, Kecamatan, Wedi Kabupaten Klaten. Skripsi.
Semarang:
Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Masukkan komentar anda disini. Terima Kasih.